Rabu, 11 Juli 2012

Album hati

Ketika aku berdiri, tertegun menghadap ke sebuah taman kota yang indah..
Aku membayangkan apa yang akan terjadi pada burung- burung jika taman ini tak lagi hijau seperti biasanya..
Selangkah demi selangkah kutelusuri jalanan batu berbaris rapi ini dengan sebuah harapan
bahwa aku akan menemukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah kutemukan..
Gemercik air yang keluar dari kran kecil kulewati..
 Riuhnya beberapa anak yang berlarian kulewati..
seorang nenek yang sedang duduk membaca sebuah buku kulewati..
Beberapa penjual yang menawarkan barang yang mereka jual kulewati..
Dan yang terakhir mengakhiri langkahku adalah seorang laki- laki paruh baya yang sedang memainkan sebuah instrumen menggunakan harmonika kecil..
Beberapa orang yang melewati pria tersebut sejenak terhenti dan memberikan beberapa keping koin untuknya..
Begitu asyiknya pria ini bermain harmonika sambil memejamkan matanya..
Akupun berdiri tak jauh dari tempat ia berada.. 
Aku terpesona hingga aku tak melanjutkan perjalananku lagi..
"Permainannnya sangat bagus" kata seorang wanita yang tiba- tiba berada disampingku
"Ya. menarik, hatiku menjadi gembira saat mendengar ia memainkan harmonika itu" kataku tanpa melihat wanita itu..
"Aku yang selalu datang untuk mendengar beberapa instrumen yang ia mainkan, bahkan ketika hujan turun, ak datang untuk memberikan payungku untuknya" katanya lagi
 Aku menoleh dan melihat wanita itu dengan kerutan di dahiku..
"Maksudmu, pria itu tetap memainkan harmonikanya meski hujan turun?" tanyaku penasaran..
Wanita itu tersenyum kepadaku lalu ia pergi meninggalkan aku sendiri dengan rasa penasaranku yang membuatku terdiam..
Keesokan harinya datang kembali ke tempat itu untuk menjawab rasa penasaranku..
Aku mencari wanita itu tetapi aku tak mendapatkannya, hanya pria tua dengan permainan harmonikanya saja yang dapat kulihat dari jauh..
Beberapa keping kuberikan kepada pria itu sebagai bentuk kekagumanku atas permainan harmonikanya..

Beberapa hari aku selalu datang ketempat itu, aku masih ingin bertemu dengan wanita yang tempo hari aku temui.. Akan tetapi tak jua aku temukan..
Rasa penasaranku hanya sampai di kepala dan tak dapat dikeluarkan dengan jawaban..

Tanpa putus asa, keesokan harinya aku datang lagi untuk mencari jawaban atas rasa penasaranku, aku ingin berbincang banyak hal tentang wanita yang kutemui tempo hari untuk menyelesaikan tugas perkuliahanku yang sedang kukerjakan..

 Aku mengelilingi tempat itu, tetapi aku tak dapat menemukan wanita itu, bahkan pria yang biasanya mewarnai hari taman itu dengan harmonika kecilnya pun tak nampak di kelopak mataku..
Aku bertanya dalam hatiku.. "Mengapa hari ini sunyi sekali? Aku ingin sekali mendengar permainan harmonika pria tua itu.."

Ketika aku memalingkan tubuhku dan hendak meninggalkan tempat itu..
Aku melihat pria itu sedang berdiri di dekat sebuah air mancur kecil..

Dengan berlari kecil, aku menghampirinya dengan senyuman diwajahku..
"Aku adalah salah seorang yang kagum dengan permainan harmonika anda, bahkan dalam beberapa hari ini aku selalu datang untuk mendengarkannya.." Kataku dengan semangat dan senyuman..
Ia lalu menoleh dan tersenyum.. "Ya. aku sering melihatmu bahkan pada saat kau berbicara dengan seorang wanita yang mirip denganmu.." katanya.
"Mirip? anda yakin? Aku tidak menyadari hal itu karena wanita itu terlalu cepat meninggalkanku ketika kami berbicara" Balasku.

"Ia slalu menjadi penyemangatku saat aku memainkan harmonika ku.." kata pria itu dengan lembut..
"Anda mengenalnya? Lalu mengapa beberapa hari ini ia tidak datang? tanyaku penasaran
Pria itu lalu memberikanku sebuah buku yang dihias rapi sekali, lalu ia pergi.. "Aku harus memainkan harmonika ku lagi" katanya sambil tersenyum..

Saat itu juga aku membuka buku itu secara perlahan..
Bukan. Ini bukanlah sebuah buku, tapi ini adalah sebuah album foto..
Halaman 1, 2, 3 telah kubuka, namun aku tak menemukan sebuah gambar bahkan sebuah tulisan pun tak menghiasi lembaran ini hingga halaman 15.
Ketika aku membuka pada halaman 16.. Air mataku mulai menetes dengan perlahan..

"Ia adalah ayahku.. yang selalu menghiburku dengan permainan harmonikanya..
Matanya tak dapat melihat sejak aku berusia 8 tahun karena ia berusaha menyelamatkan aku ketika aku akan jatuh dari tempatku bermain ditaman ini, kepalanya terbentur dan mengenai syaraf sehingga matanya menjadi buta.. Ia mungkin tidak akan dapat melihatku lagi, akan tetapi ia akan selalu merasakan kehadiranku di matanya.. Aku sakit karena aku sering menemani ayahku ditaman ini, saat panas, hujan bahkan saat musim dingin tiba, badanku sudah tak mampu menahan sakit ini lagi sehingga aku mendonorkan mataku untuk ayahku agar ia dapat melihatmu dan ia tahu kalau tidak hanya aku yang mengagumi permainannya, tetapi mereka dan dirimu juga kagum atas permainannya.. Ini adalah foto ayahku disetiap ia memainkan harmonikanya.. Aku mengumpulkannnya agar ia tahu bahwa aku selalu menemaninnya saat ia memainkan harmonikanya.."

-Ane-

 #Memberi kebahagiaan pada orang yang kita sayangi adalah kebahagiaan bagi diri sendiri#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar