Selasa, 10 Juli 2012

Kepedulian, Kasih Sayang, Cinta yang menyebut diri mereka kumpulan "Bahagia"



Banyak orang mengejar hal ini.. Tanpa disadari terkadang diri sendiri menjadi tameng yang kuat melawan rasa tersebut.. Entah karena menolak atau ditolak oleh rasa itu.. Kebimbangan, keraguaan bahkan keputus- asaan menjadi menu penutup setelah menyantap tameng kuat itu..
Berapa banyak orang yang mengerti orang bahwa diluar kumpulan mereka, banyak orang yang dahaganya tak terbatas hingga peluh kekecewaan  menjadi satu- satunya hal yang dapat diwujudkan..
Dimana segala rasa yang dimiliki oleh kumpulan orang yang menyebut diri mereka "bahagia"? Lalu kalangan apa aku ini sehingga apa yang kalian sebut sebagai "bahagia" itu tak tergapai olehku? bahkan terlihat samar- samar seperti asap yang seketika nampak dan seketika itupun hilang..
Pertanyaan bodoh itu selalu menyeruak seakan tak ada yang mampu melawannya..

Aku mengerti walaupun aku tak memahami.. Ya. Aku tersadar akan apa yang mereka mengerti.. Itulah yang sebenarnya aku butuhkan. Lalu kemudian bagaimana aku dapat menjangkau itu? Bahkan setelah aku mengerti pun aku tak memahami.. Ada apa ini? Mengapa seolah segala rasa kalangan "bahagia" itu yang terpenjara dalam diriku berteriak seakan mereka mengerti mereka telah menemukan tuan yang pantas? Aku tersungkur disudut.. Aku memegang kepalaku dengan kedua tanganku.. Aku menangis, menjerit, aku merebahkan diriku ke lantai..
Apa ini? apa?? jelaskan? mengapa? mengapa begini?

Hasratku meronta- ronta seakan tak ingin dikendalikan oleh perasaan yang meski telah kusadari, aku tak memahaminya..
Lalu aku kumpulkan seberapa tenagaku yang masih tersisa.. Dengan tertatih, sedikit demi sedikit aku angkat bagian kecil dari diriku yang mereka sebut dengan "semangat"..

Lalu aku melihat keluar jendela.. Betapa terkejutnya aku melihat kumpulan "bahagia" itu bersukaria seperti semut yang sedang menghadapi musim baik mereka untuk mengumpulkan makanan.. Ada apa ini? Mengapa jemariku seakan sulit untuk digerakkan.. Keringatku mulai bercucuran.. "HEI! DIRIKU! AYOLAH SEPERTI MEREKA! AKU MOHON.." 
Ratusan kali kalimat itu aku deklarasikan kepada seluruh bagian hidupku.. Meski aku hanya mampu menarik nafas dalam dan mengeluarkannya kembali.. 

Ribuan hari aku lewati dengan segala "kebodohanku" yang hanya mampu mengerti dan tak dapat memahami..
 Hingga suatu ketika, kakiku memaksaku untuk masuk kedalam sebuah ruangan gelap, kotor dan hanya dihiasi dengan sebuah kursi kayu yang keberadaannya telah menandingi usiaku..

Aku terperanjat ketika tiba- tiba aku menginjak sebuah lilin.. Lilin kecil tua yang aku ragukan fungsinya.. Aku memberanikan diri mencoba mencari api untuk lilin kecil ini..
Dingin mulai melingkupi ruangan gelap itu, aku berhasil. Ya.Aku berhasil menyalakan lilin kecil ini dengan api sehingga ruanganpun sedikit terlihat lekukannya..

Tiba- tiba seseorang memlukku dari belakang.. "Hei! apa yang kau lakukan! lepaskan aku!" Aku memberontak seperti kuda yang tak ingin dipaksa untuk bertanding. 
Namun aku tersentak, badanku merasa dingin, aku tak mampu mengatur nafas dan detak jantungku seakan dirajam oleh balok es ketika aku mendengar suaranya yang berkata "Tenanglah.. Aku ada, sebelum kau ada, setelah kau ada, dan sampai kapanpun Aku akan tetap ada.."
Dalam waktu itulah, seluruh tenaga di tubuhku seakan tunduk pada apa yang Ia katakan dan sedikit demi sedikit sebuah kekuatan besar menghampiriku ketika tanganNnya memegangku dan memelukku..  
"Kau seperti lilin kecil ini, tak terlihat indah, kotor, tak layak untuk digunakan sebagaimana mestinya, tapi saat kekuatan dirimu membawamu untuk mencari api dan menggunakan lilin itu, Engkau dapat membuat ruangan ini terang, meski lilin ini akan habis oleh api, akan tetapi lilin ini tidak pernah menyesal dan merasa sia- sia karena ia telah melakukan apa yang menjadi bagian dalam hidupnya, menjadi alat penerang.."

Mendengar kalimat itu, Hatiku terasa dihujani oleh bunga sakura pada musim gugur.. Dengan kepercayaan diriku, aku kumpulkan lagi sisa- sisa terkecil diriku yang hampir sirna.. Aku berjanji, Aku akan menjadi bagian kumpulan yang disebut "Bahagia" itu..

Dan akhirnya aku mengerti.. Yang mampu menciptakan kebahagiaan adalah diri sendiri.. Bahagia bukanlah sebuah pilihan saja. Tetapi sebuah keputusan. :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar