Rabu, 11 Juli 2012

Perjalanan Gadis kecil..

aku adalah seorang anak perempuan berusia 7 tahun..
Aku senang berjalan  menyusuri taman kota, stasiun, jembatan, sungai danau bahkan bandara..
Aku tidak diijinkan merasakan manisnya bangku sekolah dan hangatnya dapat bermain dengan teman- teman sebayaku disekolah..
Dengan alasan yang tak pasti mereka membungkam rahasia itu seperti sebuah harta karun yang layak untuk dipertahankan..
Akupun berusaha menikmati masa kecilku dengan berjalan menelusuri setiap sudut kota yang nampak..


Musim demi musim berlalu..
Aku suka melihat keindahan..
Warna- warni yang terpancar dari ruang sekitarku seolah sedang bermain dengan cerianya dipikiranku..

Aku menelusuri jalan pinggiran taman kota..
Melihat balon berwarna yang dimiliki oleh anak- anak sebayaku.. Melihat mereka bermain dengan orangtua mereka.. Memakan es krim.. Terkadang hal itu menggelitik perutku hingga akupun sering memiliki senyum yang terispu malu..
Aku merasa aku dapat merasakan apa yang mereka rasakan..

Aku melanjutkan dengan sampai disebuah stasiun yang ramai dengan orang yang hendak bepergian dan kembali dari tempat mereka..
Tak ayal, aku sering terdorong dan terjatuh ke lantai stasiun oleh mereka, raja dan ratu waktu yang terburu- buru untuk menggapai waktu mereka..
Meski demikian, aku senang melihat keramaian ini..

Disini, aku dapat melihat berbagai macam orang..
Mereka yang suka merokok, pemarah, orang yang egois, pencopet, perampok,orang yang  sombong, pemalu, ramah, murah hati, bijaksana, rendah hati, penyayang..
Aku menyadari bahwa tanpa mereka semua, stasiun ini akan sepi.. Aku tersenyum melihat wajah mereka semua..

Aku meninggalkan pandangan indah tersebut dan mulai melewati jembatan yang berada diantara sungai dan danau yang besar..
Jarak  yang seharusnya tidak dilewati oleh anak seusiaku..
Aku menyandarkan keletihanku pada sisi jembatan.. Hampir setengah jembatan ini aku lewati dengan kaki kecilku..
Aku terduduk diam dengan boneka kecilku yang selalu  menemaniku ditangan kiriku..

"Hei, anak manis, apakah kau mencari ibumu?"
"Hei, gadis kecil, apa yang kau lakukan disini? kemana orangtuamu?"
"Apakah kau mau aku antarkan ke rumahmu?"
"Mengapa kau pergi sendirian?"
Pertanyaan- pertanyaan itu hadir seperti mobil yang lalu lalang dijalan raya, bahkan ada mereka yang melemparkan uang dan koin kepadaku..
Aku hanya diam.. Menangis.. "Aku bukan seorang pengemis atau anak yang hilang".. Hatiku berkata..

Lalu aku berjalan lagi dan bertemu dengan seorang wanita tua, ia memberiku roti yang sangat lezat..
Tanpa pembicaraan panjang, pertemuan kamipun hanya sebatas itu..
Aku berjalan lagi.. Saat aku sedang menikmati perjalananku, sebuah mobil berhenti dan inilah yang kutahu.. Ini mobil ibuku..
Aku ditariknya masuk kemobil.. Ia menghardik dan menggenggam tanganku dengan keras..
Aku berteriak kesakitan dan menangis..
Sepanjang perjalanan, mobilku pun terus melaju diiringi dengan nyanyian amarah ibuku yang semakin lengkap dengan air mataku yang terurai..

"Masuk! dan jangan mencoba untuk keluar tanpa sepengetahuanku lagi!"
Kalimat yang membuat kekesalan diriku menari dalam tubuhku..
Aku melempar semua benda dikamarku.. Aku memecahkan foto keluarga kami..
"Hei! anak bodoh! diam kau atau aku akan membunuhmu!" Kakak perempuanku berteriak..
Tangisanku memecah dinding kamarku yang selalu menjadi saksi ditiap apa yang aku lakukan.. 

Waktu berlalu.. Malampun hadir dengan keindahan busananya..
Aku beranjak dari sofa kecil dikamarku untuk mencari makanan didapur..
"Aku tidak pernah berfikir aku akan menikah dengan laki- laki sepertimu!"
"Kebodohanku adalah mengenal bahkanmenikah dengan wanita sepertimu!"
Aku hanya mampu berdiri dibalik dinding dekat dapur..
suasana itu tak asing lagi bagiku.. Adegan seperti itu menjadi bagian nyata yang selalu hadir dihidupku..

Sampai beberapa saat kemudian, mata merah, emosi yang meluap menghantarkan pisau yang berada ditangan ayahku mendarat di dada ibuku..
Aku tersentak! Aku berteriak! "Ibu.....!!!!!"
Kebencian telah menyelimuti diri ayahku hingga ia akan mendaratkan pisau ditangannya ke tubuhku..
Kakakku menarikku hingga tanganku hanya tergores dengan luka yang cukup besar..

Kemudian ayahku pergi meninggalkan ruangan mencekam dengan penuh darah itu..

Kejadian 10 tahun lalu itu menjadi akar pahit yang sulit aku hilangkan dalam hatiku..
Sejak saat itu aku harus berjuang untuk hidup.. Dan mengubah hidupku..
Aku menjadi tak senang melihat danau, taman kota, stasiun, jembatan, bandara..
Aku tumbuh melalui kepandaianku menulis cerita..
Buku dan tinta adalah senjata yang sekaligus menjadi teman setiaku semenjak kejadian itu..

Gudang kecil tua yang lapuk dan kotor kuubah menjadi sebuah kamar yang bagiku sudah cukup untuk aku tinggali..
Tak mudah bagi anak perempuan berusia 17 tahun yang hidup sebatangkara sepertiku..
Ayahku masih berada dalam penjara.. Ibuku meninggal semenjak kejadian itu dan kakakku menjadi penghuni salah satu kamar di Rumah Sakit jiwa..

Detik demi detik yang terurai hingga bertahun- tahun membawa aku kepada pemikiran yang menurutku bodoh hanya karena aku melihat seorang anak kecil duduk disebelahku dan berdoa..

Aku meluangkan waktu sejenak dari pekerjaan menulisku untuk mencari udara di sekitar tempat tinggalku..
Aku duduk di sebuah kursi yang telah diduduki seorang anak kecil..
"Apa yang kau lakuakn?" Tanyaku.
"Aku habis berdoa.." Ujar anak itu..
"Berdoa? mengapa kau berdoa disini? Mana orang tuamu?" Dengan penasaran aku mencoba mencari tahu..
"Apakah kamu tidak pernah berdoa? Aku selalu berdoa dalam hatiku dimanapun aku ingin.." jawabnya dengan senyuman manis lugu pada wajahnya..
"hmm.. Berdoa.. Aku sudah lupa bagaimana aku harus berdoa.." jawabanku dengan setengah suara sambil menunduk..
"Aku tinggal di panti asuhan dibelakang tempat tinggalmu.. Datanglah dan temui aku jika kau ingin.." katanya sambil berlari ke arah gang kecil diseberang jalan..

 Sejak hari itu, anak kecil itulah yang menjadi temanku.. teman pertamaku semenjak aku hidup..
Ia mengajariku tentang berdoa, kesabaran, kesetiaan pada Tuhan, murah hati.. bahkan terlebih..
Ia mengajariku..
PENGAMPUNAN.

# Situasi dapat membawa anda kepada hal yang buruk akan tetapi tindakan berdasarkan pola pikir yang baik dapat membawa anda kepada hal yang baik #

# Kita dapat belajar banyak hal dari siapapun dan apapun disekitar kita, Hanya, maukah kita menundukkan ego kita untuk itu?" #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar