Rabu, 11 Juli 2012

Tidaklah indah..

Menjadi seorang pelukis bukanlah keinginanku..
Hanya saja, sejak aku berusia 4 tahun, aku suka mencoret dinding, lantai dan segala sesuatu yang kutemui dengan pensilku..

Menyenangkan ketika aku dapat membuat sebuah gambar sesuai keinginanku dan merubah gambar yang telah ada sesuai dengan keinginanku..
Ketika anak- anak lain mulai membeli makanan dengan uang jajan mereka, aku hanya ingin menggunakan uang jajanku untuk membeli buku gambar, pensil, pensil warna dan penghapus..
Entah berapa banyak buku dan pensil yang kuhabiskan untuk memuaskan hasratku ini..

Aku belum mengenal kanfas dan cat air.. Hanya pekerjaan manual dasar yang kulakukan dengan buku dan pensilku..

Seiring dengan bertambah besarnya diriku..
Aku melakukan beberapa perjalanan ke tempat yang menurut orang kebanyakan adalah "sampah"
Ya. kuakui hal tersebut..
Memang aku menyukai hal tersebut.. Aku ingin mengubah setiap hal yang terlihat tidak indah menjadi indah..

Dengan pakaianku yang tidak kupedulikan kebersihannya.. Aku berjalan sedikit cepat.. Itulah kebiasaanku saat berjalan..
Sepatu gunung, celana gunung, kaos yang ditutupi lagi dengan kemeja terbuka, syal hangat dan topi berbahan rajut.. itulah aku.. tunggu.. aku hampir lupa memperkenalkan kawan kecilku.. Tas kulit kecil berbentuk silinder yang berisi seluruh pensil dan pensil warnaku untuk menggambar..
Dengan mobil tuaku, aku memulai perjalanan mencari tempat yang tidak indah..
Maaf, apa yang aku katakan, maksudku, tidak indah bagi kebanyakan orang, akan tetapi indah bagiku..

Lagu country adalah suguhan yang wajib dalam mobil tuaku ini.. Aku bernyanyi sambil mengemudikan mobilku seperti mobilku akan terbang.. 120km/jam.. Tenang saja, dengan usia mobilku yang tak lagi muda, kecepatan seperti itu tidaklah menandingi kecepatan mobil- mobil saat ini.. "Hmm.. namanya juga mobil sudah tua.."

Ditengah lajunya mobilku yang seperti seekor cheetah , "Duar!" bunyi letupan dari mobilku..
Spontan aku menginjak rem dan mobil hampir terpeleset..
"Oh.. Tidak.. Terjadi lagi.." aku mulai tidak bersemangat..
Aku terdampar di padang tandus, jalanan yang jarang sekali dilewati orang..
Aku mencari teepon genggamku dalam saku, dalam mobil..
Dan akhirnya nafas panjang yang aku lakukan.. Telepon genggamku tertinggal dirumah..

Aku duduk di sebelah mobilku.. Melihat sekeliling, dengan terik yang seperti ingin memeakanku hidup-hidup..
Aku tak tahu harus lakukan apa.. Inilah pertama kalinya aku melewati tempat ini, meskipun aku tidak tahu sebenarnya aku hendak pergi kemana.. Aku berjalan menurut keinginanku.. Yang penting aku menemukan apa yang tidak ditemukan orang lain.. Itulah diriku..

Baiklah.. Aku berdiri dan mengibaskan celanaku yang nampak kotor setelah aku duduk di tanah gersang..
Aku berjalan beberapa meter dengan membawa alat perangku.. buku gambar dan pensil- pensilku..
Beberapa kilometer aku langkahi.. Aku masih belum menemukan tanda- tanda untuk pertolongan..
Lalu kira- kira 7 kilometer dari mobilku..

Aku menemukan sesuatu yang menyegarkan mataku..
Jangan salah, itu bukanlah sebuah bantuan.. Bukan juga manusia.. Atau bahkan itu bukanlah oasis..
Aku melihat Semut berbaris mengumpulkan makanan melewati sebatang kaktus muda menuju pemukiman mereka di sebuah lubang di batu..

Bukanlah sebuah kebahagiaan jika anda melakukan perjalanan, mengalami mogok pada mobil anda lalu berjalan sejauh 7 kilometer dan menemukan semut berbaris lalu menggambarnya pada buku gambar.. Bukan juga sebuah kebanggaan. Tapi ini adalah masalah kepuasan..

Aku bahagia melihat semut- semut ini.. Mereka tak perduli dengan apa yang terjadi disekitar mereka, mereka hanya berharap dapat mengumpulkan makanan dengan segera agar mereka dapat hidup, apapun rintangan yang mereka lalui dalam perjalanan, mereka akan merasa puas karena tujuan mereka telah tercapai..

Tak indah kelihatannya karena hanya ada kaktus dan batu ditambah dengan tanah gersang..
Yang membuatku melihat keindahan itu adalah.. Aku menggambar mereka.. dan di sudut buku gambarku aku gambar seekor semut kecil yang membawa makanan yang lebih besar dari dirinya melewati kaktus dan bebatuan..

Aku dapat menemukan hal- hal besar disekitarku namun tak bermakna.. Tetapi ketika aku pergi jauh, aku menemukan hal kecil yang sebenarnya berarti..
Bahkan lebih berarti ketika aku mencoba untuk menjadi semut itu..

# Keindahan tak hanya datang dari satu sisi yang besar, tetapi berasal dan bermula dari sisi terkecil dalam diri anda.. #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar