Jumat, 28 September 2012

Nasiku malang..

Malam ini aku sulit memejamkan mataku..
Bukan karena aku tak mengantuk..
Aku mengantuk namun perutku tak tertidur..

Nasi. Hanya nasi yang aku butuhkan.
3 hari ini memang aku hanya 1x memakan nasi seingatku..
hidup diluar kota tempat orangtuaku memang keras..

Aku harus berusaha..
karena salahku,, dan memang karena keadaan yang seperti ini..

Inginku berteriak "aku lapaaaarrr!!!"
jika aku kuat, aku akan keluar mengamen untuk membeli makan,
sayangnya aku tak mampu..

Telapak tangan dan kakiku dingin.. sementara kepalaku terasa berat..
berdiri dalam waktu lama pun aku tak mampu..

Entahlah..
Hatiku marah ketika melihat teman- temanku dapat tersenyum, tertawa..
tapi aku sadar.. itu semua hanya membuang kalori dalam tubuhku..
lebih baik aku berbaring mengistirahatkan tubuhku..

perutku sakit sekali.. sakit.. sakit..
maag ku kambuh.. perih perutku..

aku menangis dikamarku..
bagaimanapun keadaanku, aku berharap orangtua dan adikku masih bisa merasakan nasi :)
ya. Itu pasti.. :)

aku menahan perutku.. aku lemas..
entah apa yang harus kulakukan..

aku mencoba untuk tertidur.. menahan semua ini..
berharap esok aku dapat merasakan kembali nasi itu..


aku membuka laptopku dan melihat2 gambar nasi di "mbah google"
terasa menyejukkan hati sekali ketika aku menemukan gambar2 ini..
sambil tersenyum dan menahan perutku yang semakin menjadi, aku menghela nafas pelan beberapa kali :)

beberapa dari mereka menyindir dan mencibirku..
Tak apa bagiku..
ini semua membuatku semakin semangat bekerja..


Sometimes I pretend to be normal; but then it gets b-o-r-i-n-g, so I go back to being me

Kamis, 20 September 2012

sibuk? tidak juga..

Hari- hariku telah disibukkan dengan berbagai pekerjaanku..
hmm.. Demi mengumpulkan pundi- pundi, aku mengabaikan jam istirahatku..

Dalam sehari aku hanya memiliki 4 jam waktu luang..
Waktu yang terlalu minim untukku beristirahat, bahkan untuk melakukan aktivitas lainnya..
Jalani saja.. Karena memang ini yang harus aku lakukan..

Malam ini persendian dibadanku telah mengamuk..
Aku pun tak mengerti apa yang diinginkannya..
Beristirahat? tidak bisa.. Melakukan aktivitas? tidak bisa..

Akupun memaksakan diri untuk mendapatkan posisi ditempat tidurku..
Berharap beberapa saat kemudian aku terlelap dalam peristirahatanku malam ini..

Kulayangkan pandanganku ke atap kamarku..
Beriringan dengan pikiranku yang melayang tak terarah..

Aku membayangkan dunia ini adalah seperti sebuah kotak transparan yang didalamnya terdapat bola yang bernama dunia..

Aku berfikir untuk menaklukan itu.. Tentunya aku harus lakukan itu.

BERSAMBUNG..

Singkat saja

Ketika aku menoleh, mungkin aku hanya dapat melihat sebagian dari obyek yang aku temui.. namun ketika aku berpaling, aku melihat seluruh obyek tersebut secara jelas..

Faktanya,banyak dari mereka yang berpaling dan lebih banyak lagi yang hanya sekedar menoleh..
Itu semua perkara mudah.. Yang sulit adalah keputusan untuk menoleh atau berpaling?

saya pikir, didunia ini, semua harus diusahakan untuk menjadi seimbang..
Ya.. Ada kalanya kita tidak perlu untuk egois, namun ada saatnya pula kita harus egois..
Ada kalanya kita menoleh, bahkan ada saatnya untuk kita berpaling..

Takk mengerti, tak mengerti dan tak mengerti..
jika aku mengerti pasti aku akan lebih pintar dari anda..
aku pikir, tak ada seorang yang lebih pintar dari orang lain, karena tiap- tiap orang memiliki kepintaran sesuai porsinya..

Ketika aku masih kecil, aku menoleh pada sebuah situasi.. hanya menoleh karena ku pikir "aku masih terlalu kecil"..
Ternyata pikiran ini yang membunuhku..

Berfikir bahwa aku masih kecil akan terus membuat aku "kecil".. Tetapi saat aku berfikir "aku besar dan akan terus menjadi besar" maka aku akan tumbuh menjadi besar..

Tanpa mengerti bahwa aku salah, aku terus menoleh kepada situasi yang selalu aku hadapi..
Hingga aku pun mulai letih untuk menoleh, dan mulai membiasakan untuk berpaling..

Awalnya memang sulit.. sudah terbiasa menoleh, tapi harus memaksa untuk berpaling..
Terasa sulit menggerakkan dan merubah posisi tubuh ini..
Tapi inilah tuntutan itu..

Pertamakali aku berpaling..Aku menangis..
Tidak terbiasa dengan posisi itu, dan tidak terbiasa dengan obyek yang begitu banyak tersedia..
Beberapa waktu aku lewati..
Ku tahan.. tahan..
Aku merasa ini bukan diriku..
Benar sekali. Aku memang tidak menjadi aku saat aku memutuskan untuk berpaling..

Meski pada kenyataannya, akhirnya aku mengerti bahwa ternyata inilah aku yang sebenarnya..

Bukan sebuah keputusan yang buruk jika anda mencoba untuk berpaling dari satu obyek ke banyak obyek..
Perhatikanlah onyek- obyek besar itu dari kacamata kecil dan pemikiran besar..
Bukankah hal besar bermula dari hal kecil? Dan bukankah semua orang ingin menjadi besar?

Ini mungkin bukan tulisan yang mudah untuk dipahami.. Masuklah dalam diriku dan anda akan mengerti :)
Ya,aku rasa seperti itu :)