Minggu, 15 Juli 2012

Pergilah pada Dokter Spesialis anda, sekarang!

Terlalu jauh aku melangkah..
Aku berlari dan semakin kencang berlari.. Semakin dekat apa yang kuhindari..

Banyak orang memberiku berbagai hidangan yang menyegarkan telinga..
banyak orang mencoba mengajariku dengan segenap kekuatannya..
Aku mendengar apa yang tidak ingin kudengar..
Aku melihat apa yang tidak ingin kulihat..
Dan terlebih.. Aku melakukan apa yang tidak ingin kulakukan..

"Omong kosong dan percuma saja apa yang kalian lakukan padaku.."
Perkenalkan.. Aku. Seorang yang angkuh.

Pikiranku terbatas atas apa yang telah mereka lakukan kepadaku..
Tanpa berniat untuk mengerti apa yang mereka lakukan, aku hanya memilih untuk sekedar tahu akan hal itu..
Anda pasti mengerti hal ini telah menjadi bagian dalam pribadiku, yang angkuh.

Dalam diriku angkuh, meski di sisi luar berbagai upaya aku lakukan untuk mendandani apa yang tak pantas ini..

Terlalu sempit pikiran anda jika anda merasa mengenal pribadi seseorang hanya karena satu, dua atau tiga kejadian saja..
Anda belum pantas menilai.
Cermati dan kenali, masuk dalam hal itu, lalu anda dapat menilai.

Menilai tak perlu mengenai angka, tapi mengenai logika yang berjalan beriringan dengan perasaan..
Komposisi yang baik dan pas adalah yang terbaik yang anda miliki.
Tidak tentang baik saja, karena semua orang baik..
Benar sekali. Semua orang baik menurut apa yang mereka pikirkan.
Tapi tak menutup kemungkinan kebaikan tersebut tak berarti baik pula bagi Sang Pencipta.

Keangkuhanku semakin bertumbuh dewasa ketika keluargaku mendukung akan hal itu..
Aku menjadi sama seperti mereka..

Suatu keputusan yang baik mungkin bagiku adalah...
Ketika aku tidak mempersalahkan mereka meski mungkin mereka memang terbukti bersalah.
"Hah??"
"Apa maksudnya?"

(Menghela nafas..)
Aku akan menjadi orang yang sangat bodoh ketika aku mempersalahkan mereka karena sesuatu yang sebenarnya dapat kuperbaiki..
Dan parahnya, aku sempat menjadi bodoh.. (Tersenyum)..

# Kebodohan akan membuat anda menjadi pintar pada bagian selanjutnya dalam hidup anda #


Mataku tertuju pada apa yang Tidak Terbatas..
Akan tetapi hatiku menjadi milik apa yang terbatas..
Suatu kemustahilan menurut manusia akan adanya perubahan paradigma yang membawa kepada perubahan hidup..

Saat aku telah menjadi bodoh dan melakukan kebodohan..
Ketakutan akan "kematian" adalah hal utama dalam hidupku yang saat itu aku pikirkan..
Kematian fisik..
Kematian jiwa..
Kematian secara rohani..
Meski seharsunya yang terjadi adalah kematian "daging"..

Namun ketika aku melihat tanganku, mengepalnya, membiarkan otot- otot tangan dan jariku menunjukkan dirinya..
Aku ingin membunuh diriku..
Ingin rasanya kuambil pisau untuk segera kurobek nadi bodoh ini..

Asap rokok melingkupi ruangku.. Bahkan bau yang menusuk karena minuman keras telah mendorongku untuk segera melakukan hal konyol.. 

Tidak mudah bagi seorang yang angkuh untuk mendapatkan ketenangan setelah seperti ini..
Aku terantuk pada sebuah batu keangkuhan besar.. 
Darah kesombongan diriku telah membasahi kesempatan hidup yang telah diberikan..

Kemudian apa yang kini anda pikirkan akan hal ini?
Aku mati atau Aku "mati"?

Anda telah dapat menebak. Yang tak dapat anda tebak adalah bagaimana aku "mati"?

Semua akan baik- baik saja ketika seorang yang mengalami cedera tidak melawan dan melakukan gerakan ketika sedang diobati. 

Tepat sekali. Ketika aku terantuk pada sebuah batu dan mengeluarkan darah- darah kesombongan itu, aku melihat bagaimana Ia yang adalah Dokter Besar, Ia menggunakan keahliannya kepada mereka yang sebenarnya adalah korban dari keangkuhanku untuk dapat mengobatiku..

Hal aneh. Sangat aneh bagiku. Dan terasa sangat aneh ketika aku terluka dan diobati oleh mereka yang pernah kulukai.
Meski tak dapat aku sangkal lagi, sebuah kebahagiaan besar aku miliki ketika itu..

Balutan kasih dari mereka yang pernah kulukai memang satu- satunya obat yang kuperlukan.. 
Perban kasih ini menjadi sempurna ketika aku terus berkonsultasi dengan Dokter Besar dari orang- orang yang mengobatiku..

Aku memberanikan diri untuk bertanya satu hal pada Dokter Besar ini..
Meski aku merasa tak layak bertemu meski aku melihat Dokter ini dari kejauhan..

"Aku telah sembuh sekarang. Aku ingin Anda mengajariku mengenai resep dari obat yang tak ternilai harganya ini.. Aku mohon.." Kataku sambil menggenggam kedua tangan, menunduk dan sesekali mengedipkan mataku yang tengah berkaca- kaca..

"Tidak.. Kau akan sembuh ketika kau mengerti akan apa yang terkandung dari obat ini.." Katanya dengan tenang..

"Maksud Anda, aku.. aku belum sembuh.. Aku tidak mengerti.. Aku dapat menggerakan seluruh bagian tubuhku dengan benar, seperti dulu.." Kataku tak mengerti..

"Tidak hanya seluruh bagian tubuhmu yang harus kau gerakkan akan tetapi, yang terpenting adalah seluruh bagian hatimu, Seluruhnya, tanpa terkecuali dan fungsikanlah itu dengan baik.. Maka kau akan mengerti kandungan obat ini dan bahkan kau akan mampu memberikannya kepada orang lain.. sama seperti mereka yang telah mengobatimu.. " Jelas Dokter Besar itu dengan lembut..

Kini aku sedang dalam masa pemulihan akan lukaku..
Aku telah merasakan dan mencoba untuk mengerti, bahkan..
Aku mencoba untuk sembuh total.. 
Tidak lagi menjadi aku yang angkuh, tapi jadi aku yang baru..

Semua karena Dokter Besar.. :) 
Kemanapun anda pergi, anda tak akan menemukan obat yang tidak ternilai harganya.. 
Karena, hanya Ia yang menjadi Dokter Spesialis anda yang memilikinya.. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar