Jumat, 13 Juli 2012

Semak di utara..

Helai demi helai kertas kukepal dan kubuang ke tempat sampah dikamarku..
Aku tertunduk dan terdiam..
Ternyata aku tak bisa..
Aku tak bisa melanjutkan untaian ceritaku..

Aku hanya mampu memandang halaman- halaman yang telah terisi oleh goresan rangkaian huruf yang tersusun manis..

Baru saja aku menyelesaikan beberapa halaman.. Hasratku mencoba menghentikanku untuk melanjutkannya..
Entah kenapa, terfikir olehku untuk menghentikan cerita ini..
Aku merasa nyawaku telah tersedot masuk kedalam cerita ini dan melebur sehingga sulit untuk memisahkannya lagi..

Aku pun mencoba mencari apa yang ada diceritaku ini..
Aku merasa penasaran ini telah sampai keubun- ubun dan sebentar lagi akan meledakkan kepalaku..

Aku membuat sebuah cerita tentang semak- semak di arah utara dari rumahku saat ini..
Aku tertarik mengangkatnya dalam cerita karena aku sempat melihat banyak kunang- kunang disana..

Kelap- kelip yang menarik ditengah kegelapan memang menjadi hiburan yang sedikit dapat memanjakan mataku..
Aku mengambil jaket dan senterku.. Mengenakan celana jeans andalanku dan sepatu kets yang sedikit perlu diperbaiki :)

Senja memberikan warna yang indah dilangit.. Aku tak takut akan kegelapan terlebih dengan rasa penasaran yang sedang menari- nari dipikiranku..

"Cerita yang kutulis belum berakhir, memang akan lebih baik jika aku datang langsung ketempat itu untuk mencari tahu.. " pikirku..

Aku mulai mengatur langkahku untuk segera tiba di semak utara itu sebelum gelap semakin menjadi..
Ku singkirkan setiap dedaunan yang menghalangi langkahku..
Tak jauh dari tempat tinggalku aku telah dapat mendengar binatang malam kecil yang menunjukkan suaranya.. Jangkrik.. Katak.. Bahkan beberapa binatang lain yang seolah berlari ketakutan saat melihatku..

Satu demi satu kerlipan sinar kecil itu mulai menunjukkan dirinya.. Aku semakin ingin mengikuti kemana mereka pergi..
Mulutku menganga.. Semakin jauh aku melangkah mengikutinya, Semakin banyak sinar kecil yang dapat kulihat..

Keringatku mengucur karena perjalanan ini.. Dan aku menyendengkan telingaku kepada sesuatu yang tak begitu jelas kedengarannya.. Pikiranku mengiringi telingaku yang sedang berkonsentrasi mencari sumber suara itu..
Aku semakin memantapkan langkah seperti seorang serdadu jepang.. Nafasku ikut berlari menuju suara yang semakin jelas kudengar...

"Wowww..." Mataku terasa ingin keluar.. Aku mencoba mengatur nafasku yang terengah- engah..
"Indah sekaliii..." kataku..



Ternyata benar dugaanku.. Didalam semak di sebelah utara rumahku ini ada sesuatu yang indah sekali..
Untaian butiran sinar kecil yang berkeliaran memecah suasana yang diselimuti oleh gelap..
Nampaknya keindahan pelangi telah pindah ketempat ini..
Efek warna- warni yang ditimbulkan membuatku tak ingin beranjak dari tempat ini..
Semakin indah dengan adanya air terjun kecil yang suaranya menambah kemeriahan malam..
Indah sekali..

Cerita yang kubuat menuntunku pergi ketempat ini..
Aku tak mengerti.. Apakah ceritaku yang membuat ini semakin nyata atau kenyataan ini yang membuat cerita dalam kertas- kertasku..
Dengan tidak mempedulikannya, aku mencoba mengelilingi danau kecil itu..
Aku membungkuk dan menyentuh air danau itu.. sejuk sekali.. danau kecil yang tenang..
Aku ingin meraih kunang- kunang itu, tapi aku belum mendapatkannya..

Terpesona dengan pemandangan itu.. Aku duduk di bongkahan akar pohon yang besar dan menikmati suasana itu..

Tulisanku membawaku pada situasi dimana aku sulit mempercayainya..
Aku pikir aku menulis dengan imajinasiku saja.. Ternyata aku salah.. Imajinasiku telah membawaku menemukan dan mengenal tempat ini.. Aku tersenyum sendiri..

Tak percaya dengan apa yang terjadi.. Lampu disenterku mulai redup..
Tak ada pilihan lain, aku harus segera kembali ke rumahku atau aku tak dapat kembali karena tidak ada lampu penerang untuk menemanikau berjalan..

Aku memendam harapanku untuk bertemu para kurcaci yang tinggal disekitar danau, atau setidaknya mungkin aku dapat bertemu dengan ibu peri atau kunang- kunang yang berbicara..
Pikiran konyol.. Aku merasa lucu sendiri.. Itu hanya sebuah dongeng..

Aku pun berjalan keluar dari semak ini.. Tak berapa lama, rumahku pun telah terlihat..
Kemudian aku rebahkan diriku kelantai teras rumahku..
Memandang ke langit- langit rumah dan memejamkan mataku untuk sejenak..

Malam ini aku seperti mendapatkan hadiah emas besar yang tak ternilai harganya..
Hatiku tentram setiap aku mengingat tempat tadi.. Danau kecil, air terjun, dan kunang- kunang di dalam semak..

Ketika lampu besar mulai menghiasi kota dimalam hari..
Kunang- kunang tak pernah ragu untuk bersinar.. Ia tetap percaya diri untuk dapat bersinar.. Karena itulah yang menjadi tugas mereka..
Dan karena itulah mereka disebut kunang- kunang..

Gagahnya gedung- gedung dan lampu besar di kota mungkin akan memberikan pesona keindahan yang luar biasa..
Akan tetapi disisi lain kehidupan, pesona indahnya danau kecil yang dihiasi oleh kelap- kelipnya kunang- kunang dan air terjun dapat menjadi pilihan yang sangat baik bagi binatang- binatang dan pepohonan yang mulai disingkirkan dari perkotaan..

# Semak terlihat dari luar, akan tetapi keindahan berada didalam.. Kita dapat melihat tapi tak dapat begitu saja menilai sebelum kita masuk dalamnya, mengenal dan merasakannya sendiri.. " 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar